RSS

Jumat, 29 April 2011

Batik Tasikmalaya

Batik Tasikmalaya, Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.

Batik bukan saja diproduksi di Pekalongan, Solo, Surakarta maupun Yogyakarta. Batik juga diciptakan di sejumlah kawasan Jawa Barat. Diantaranya :

1. Batik Ciamis
Sedangkan untuk motif Batik Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan.

2. Batik Cirebon: Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi
Aktual Di Cirebon warna kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit dan hijau pupus. Warna batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat. Batik Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.

3. Batik Garut atau Garutan
Aktual Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya, menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru dan soga agak merah. Adanya warna ungu pada corak / desain batik garutan.

4. Batik Indramayu: Batik Dermayon dan Batik Paoman
Aktual Awalnya Batik Paoman hanya memiliki dua warna, yakni warna kain dan warna motif. Warna motif pun masih tradisional, seperti biru tua atau coklat tua. Kini warna-warna pada Batik Paoman lebih beragam.

5. Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan
Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama pada latar vertikal, horisontal atau polos dan menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif tersebut.

6. Batik Tasikmalaya: Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja / Sukapura (Batik tulis khas Tasikmalaya)
Bahkan pada masanya, kejayaan batik Tasik telah membuat kota ini dijuluki pusat industri batik di selatan Jawa Barat. Seakan ingin mengulangi kejayaannya di masa silam. Orang Tasik kini bangkit mengangkat kembali batik Tasik sebagai produk komoditi unggulan. Motifnya memang khas, sehinga layak dikenakan sebagai busana yang membuat siapapun yang mengenakannya tampil simpatik.

Batik Tasik dikerjakan dalam dua bentuk yakni dengan teknik cetak dan teknik tulis (handmade). Untuk yang batik tulis, nilainya cukup tinggi sehingga mampu menjadi cinderamata yang prestise. Aktual Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura berciri khas warna merah, hitam dan coklat. Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung. Selain itu ada juga motif Merak ngibing, Cala-culu, Pisang Bali, Sapujagat, Awi Ngarambat. Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.

Memperhatikan kualitas dan potensinya, sudah selayaknya batik Tasik dibanggakan oleh orang Tasik. Untuk membuatnya jadi terhormat ada baiknya bila setiap warga kota Tasik berkomitmen untuk menjadikan Batik Tasikmalaya sebagai busana utama dan kebanggaan kemanapun mereka bepergian.

sumber : sakeena

Selanjutnya... »»

Tips Agar Batik Anda Tahan Lama

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1429232.jpg

Setelah batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia oleh United Nations Education Social and Cultural Organization (UNESCO), sebagian perempuan ingin sekali berpenampilan menarik dengan batik.

Baju batik dan kain batik memerlukan perawatan khusus supaya tetap terlihat bagus dan cantik sepanjang waktu. Berikut tips merawat kain batik agar tetap terjaga kecantikannya.

Gunakan sabun mandi dan kulit jeruk

Jika batik Anda terkena noda seperti makanan, maka Anda dapat menghilangkannya dengan mengusapkan sabun mandi secukupnya dan kulit jeruk pada bagian yang terkena noda saja. Kemudian bilas dan jangan peras terlalu keras.

Jangan menyikat batik

Hal ini dapat mengakibatkan warna dan tekstur batik lama kelamaan akan pudar. Kalau sekiranya tidak terlalu kotor, cukup dicuci dengan air hangat.

Ketahui teliti teknik setelah pencucian.

Hal fatal kedua setelah tahap pencucian kain batik yang perlu kita perhatikan adalah proses setelahnya seperti saat kita menjemur, rentangkan kain batik agar tidak ada bagian terlipat.

Hindari penyemprotan wewangian secara langsung

Sebaiknya jangan diberi pewangi dan pelembut kain di batik tulis. Jika ingin memakai pewangi atau parfum jangan disemprotkan secara langsung terutama di kain batik sutra.

Jangan disimpan di tempat lembab

Untuk penyimpanan ini, taruhlah batik di dalam plastik pakaian agar terhindar dari kutu busuk dan rayap. Jangan memberi kapur barus karena dapat merusak kain batik.

Taruhlah merica yang telah dibungkus tisu untuk mengusir serangga yang mengganggu. Jika Anda pengoleksi kain batik seringlah dikeluarkan dari almari untuk diangin-anginkan 2-3 menit.

Proses penyetrikaan

Dalam hal penyeterikaan batik, sebaiknya jangan menyetrika secara langsung. Berikan alas kain putih di atas kain batik yang akan disetrika.

sumber: ocimnet

Selanjutnya... »»
 
Copyright Intan Batik 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .