RSS

Sabtu, 19 Juni 2010

BATIK SEMAR

Batik Semar. Bagi pecinta batik pasti sudah tidak asing lagi dengan brand yang satu ini. Benar-benar perpaduan yang sangat menarik, ketika kata batik yang merupakan kerajinan khas Jawa, disatukan dengan seorang tokoh pewayangan yang terkenal dengan kebijaksanaannya, yaitu Semar. Nama yang terasa begitu kental dengan nuansa Jawa, dan keluarga Kasigit sukses menggabungkan keduanya hingga menjadi brand yang sangat laku di pasaran.

Batik Semar adalah salah satu kreasi anak bangsa yang patut mendapat acungan jempol. Berdiri pada tahun 1947, saat Indonesia berada pada era penjajahan Belanda. Namun perlu diketahui bahwa nama Batik Semar baru digunakan pada tahun 1966, setelah dinilai lebih dapat diterima masyarakat dibandingkan menggunakan nama Batik Bodronoyo, yang juga merupakan nama lain dari Semar. Batik yang berasal dari Solo, kota yang merupakan salah satu pusat perindustrian batik, tidaklah mungkin sehebat sekarang, jika tidak didukung oleh orang yang sangat inovatif dan kreatif.

Keberanian Ny. Kasigit dalam ‘bermain’ warna, dimana saat itu batik hanya identik dengan warna sagon, ternyata berbuah manis. Permainan warna yang diadopsi Ny. Kasigit dari motif batik di daerah lain, mendapat respon antusias dari para konsumen, sehingga dulunya hanya mempekerjakan 5 karyawan, pada tahun 1960-an menjadi 200 orang. Selain itu, untuk memenuhi permintaan konsumen yang meninggi, batik semar tidak hanya memproduksi batik tulis, tetapi juga batik cap.

Ketelatenan dan pantang menyerah dari Ny. Kasigit patut untuk dijadikan teladan. Pada tahun 2002, Batik Semar sempat mengalami kerugian besar akibat kebakaran yang menimpa ruang pamer utama, bengkel produksi batik tulis, dan rumah tinggal yang dalam satu kompleks di Punggawan. Namun, musibah itu tidak lantas membuat Ny. Kasigit, yang saat itu telah ditinggal wafat oleh sang suami, menjadi terpuruk. Dengan semangat yang tak terpatahkan, hanya dalam waktu tiga bulan, beliau mampu membuat Batik Semar kembali berdiri.

Kepopuleran Batik Semar ini didukung dengan racdangan produknya yang selalu disesuaikan dengan perkembangan mode di tanah air, jadi tidak salah kalau model batik semar juga diminati oleh kaum muda-mudi. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh batik semar, pada tahun 2009, mengadakan pameran busana dengan merangkul seorang desainer berjiwa kenamaan, Lenny Agustin, dengan memadu-padankan batik semar dengan brand Lennon, sebuah logo yang sangat terkenal di kalangan remaja.

Selain itu, baru-baru ini mereka juga mengeluarkan produksi terbaru mereka yaitu kaos batik semar emas. Upaya mereka untuk tetap mengikuti mode tidaklah sia-sia, terlihat dari kesuksesan dan kemantapan mereka menjejakkan bisnisnya di ranah nusantara, dengan tetap mempertahankan seni warisan budaya bangsa.

sumber : batik indonesia

Selanjutnya... »»

Minggu, 13 Juni 2010

Sabtu, 05 Juni 2010

Batik Sarimbit


Sarimbit adalah pakaian seragam bagi suami dan istri. Tidak mesti mirip sekali. Kadang ada yang motifnya sama namun warna berbeda. Ada pula yang warna sama namun motif untuk istri lebih feminin. Ada yang seragam dibuat sebagai atasan. Ada pula yang seragam dalam bentuk suami mengenakan kemeja dan istri dibuatkan kain dengan bahan yang sama.

Motif batik satu ini adalah untuk sarimbit. Yang dikenakan di bagian atas manekin adalah yang untuk dibuatkan kemeja. Sementara istri dapat mengenakan bawahannya/kain beserta selendang. Untuk atasannya dikenakan kebaya atau blus berbahan polos dengan warna senada.


sumber : Batik Indonesia

Selanjutnya... »»

Kamis, 03 Juni 2010

Pengetahuan Batik Yang Asli Dengan Batik Sablon

Pengetahuan Batik Yang Asli Dengan Batik Sablon

Masyarakat pengguna batik mulai sekarang perlu lebih cermat dan teliti dalam memilih batik karena secara umum masyarakat masih awam dalam hal pemahaman tentang batik itu sendiri. Orang masih mengenal batik dari sisi motif atau design saja padahal batik itu merupakan sebuah proses dari sebuah kain putih yang ditulis melalui “niba” ( malam / lilin ) mengikuti pola gambar dengan cara menulis ( “nitik” istilah bahasa jawa ).

Nah, jika demikian apakah semua batik yang beredar dipasaran dengan suguhan design dan corak warna warni dapat semua dikatakan batik. Apalagi banyak orang mengatakan ada batik China masuk Indonesia, pertanyaannya apakah batik yang dibuat orang China patut disebut batik. Geli…rasanya bila mendengar demikian karena orang China kok rasa-rasanya tidak mampu membuat batik, kalau orang China membuat kain yang disablon menyerupai dengan design batik, “baru ya”.

Istilah gampangnya batik buatan China itu sama saja kain tekstil yang dibuat mirip design batik yang asli melalui teknik sablon ( printing ). Nah, karena kesalahfahaman masyarakat dalam menafsirkan batik itu sendiri menjadi salah kaprah tanpa mengetahui asal usul proses pembuatan batik. Teknik printing ungkapan para pembatik perlu ditegaskan kembali kepada masyarakat awam karena perjalanan proses batik banyak masyarakat yang belum tahu jika digambarkan bahwa printing itu sama saja sablon baru masyarakat awam akan lebih tahu.

Teknik sablon bahan dasar untuk membuat design dengan memakai tinta berbeda batik yang asli memakai lilin. Jadi Batik sablon bisa disebut batik ASPAL ( asli tapi palsu ) jika ditinjau dari prosesnya karena batik yang asli bahan dasar untuk menulis design adalah lilin yang ditorehkan pada kain.

Nah, bagaimana jika halnya kita ditawari sebuah kain batik oleh pedagang ditoko maupun dipasar. Tanyakan kepadanya, “batik asli atau batik sablon ?”

Batik yang asli ada istilah batik cap ( stempel ) dan batik tulis yang menggunakan alat canting untuk melekatkan niba ( malam / lilin ) pada kain dengan mengikuti pola gambar.

Fungsi daripada malam atau lilin itu sendiri untuk menutup pola gambar yang diinginkan masih tetap utuh apabila dicelupkan obat pewarna.

Keunggulan batik yang asli dengan batik sablon tentunya sangat jauh berbeda jika batik asli permukaan kain dibalak balik sama karena teknik pewarnaannya dengan pencelupan. Sedangkan jika batik sablon permukaan kain bolak-baliknya tidak sama terkesan yang satu bergambar permukaan baliknya polos. Karena teknik batik sablon pewarnaannya dengan cara menorehkan obat pewarna atau tinta dipermukaan kain saja tidak dicelup. Inilah yang menjadikan batik sablon itu cepat luntur karena warna hanya menempel dipermukaan saja tidak meresap keseluruh sel-sel kain.

Sehingga wajar jika batik yang asli harganya lebih mahal dibanding dengan batik sablon ditinjau dari prosesnya batik yang asli melalui berbagai tahapan proses jika batik sablon dengan cara bim salabim maka jadilah batik sablon.


Selanjutnya... »»
 
Copyright Intan Batik 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .